Kimchi bukan sekadar lauk pendamping; ia adalah inti dari budaya dan identitas kuliner Korea. Bagi semua penggemar K-Food, menguasai seni membuat Fermentasi Kimchi Sawi sendiri adalah langkah penting. Proses ini memungkinkan Anda merasakan kedalaman rasa otentik yang sering hilang pada produk kimchi yang diproduksi secara massal.
Fermentasi Kimchi Sawi yang sempurna dimulai dengan pemilihan sawi putih (napa cabbage) yang tepat. Sawi harus segar, padat, dan memiliki daun yang renyah. Sawi kemudian harus direndam dalam larutan air garam selama beberapa jam. Proses penggaraman ini berfungsi untuk mengeluarkan kelembaban berlebih dan melembutkan tekstur sawi.
Kunci keotentikan terletak pada bumbu gochugaru (bubuk cabai Korea) dan jeotgal (saus ikan yang difermentasi). Gochugaru memberikan warna merah cerah dan rasa pedas yang khas, sementara jeotgal menyumbangkan rasa umami yang mendalam dan esensial. Keseimbangan kedua bahan inilah yang menentukan rasa akhir kimchi.
Pasta bumbu (yangnyeom) harus dioleskan secara merata ke setiap helai daun sawi. Proses hand-rubbing ini memastikan bahwa setiap bagian kimchi memiliki bumbu yang meresap sempurna. Ini adalah tahapan yang memerlukan ketelitian dan kesabaran, namun hasilnya adalah Fermentasi Kimchi Sawi dengan rasa yang terdistribusi secara homogen.
Setelah dibumbui, proses Fermentasi Kimchi Sawi pun dimulai. Kimchi yang disimpan pada suhu ruangan selama satu hingga tiga hari akan memulai proses fermentasi laktat. Bakteri baik (Lactobacillus) yang alami akan mengubah gula menjadi asam laktat, menghasilkan rasa asam yang khas dan mengawetkan kimchi secara alami.
Durasi fermentasi menentukan Tingkat Kepedasan dan keasaman kimchi. Kimchi yang lebih muda akan terasa lebih segar dan kurang asam, ideal untuk dimakan langsung. Kimchi yang difermentasi lebih lama dan disimpan di lemari es akan menjadi sangat asam, sangat cocok untuk diolah menjadi sup (kimchi jjigae).
Membuat kimchi sendiri memberikan kontrol penuh atas bahan yang digunakan. Anda dapat mengatur tingkat keasinan, kepedasan, dan menambahkan bahan opsional seperti pir Korea, lobak, atau bawang bombai. Ini memungkinkan penyesuaian resep sesuai selera pribadi atau batasan diet tertentu.
